Diduga Tak Miliki Izin Resmi, Wahana Pasar Malam Air Upas Makan Korban

banner 468x60

Air Upas, Ketapang — Insiden di wahana Rainbow Rain Slide (perosotan pelangi) pada Sabtu malam (18/10/2025) di area Pasar Malam Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang, ternyata berlangsung tanpa izin resmi dari pihak kepolisian.

Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolsek Marau, Ipda Martin Nababan, saat dikonfirmasi di Puskesmas Air Upas, bertepatan dengan proses evakuasi korban dan pengamanan perlengkapan perosotan yang ambruk.

Insiden yang terjadi sekitar pukul 20.10 WIB itu menyebabkan empat orang pengunjung luka-luka, terdiri atas dua anak-anak dan dua orang dewasa. Para korban kini menjalani perawatan di Puskesmas Air Upas dan sebagian dirujuk ke RS Ketapang.

“Pasar malam tersebut tidak memiliki izin dari kepolisian. Berdasarkan arahan dari Polres Ketapang, kami telah mengamankan peralatan wahana yang ambruk ke Polsubsektor Air Upas, dan akan mengusut tuntas pihak-pihak yang memberikan izin tanpa prosedur resmi,” tegas Ipda Martin Nababan.

Sementara itu, Plt Camat Air Upas, Edi Sopian, juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, pihak kecamatan tidak pernah mengeluarkan izin keramaian untuk kegiatan pasar malam tersebut, melainkan hanya menerima tembusan surat dari Pemerintah Desa Air Upas.

“Kami hanya menerima tembusan surat dari pemerintah desa. Saya belum mengetahui apakah pihak desa sudah berkoordinasi langsung ke Polsek atau belum. Kecamatan tidak pernah menerbitkan izin resmi,” ujarnya.

Data Korban

Berdasarkan data medis dari IGD Puskesmas Air Upas, empat korban yang dirawat antara lain:

1. Lorensius Emran (12)
2. Ahmad Moat (25)
3. Jumiarti (10)
4. Nurdiana Zahra (8)

Mereka mengalami luka ringan hingga berat, mulai dari lebam hingga dugaan patah tulang.
Dari keterangan petugas IGD, Yusnaidi, korban Jumiarti dan Nurdiana Zahra telah diobservasi dan diperbolehkan pulang.
Sementara Lorensius Emran mengalami luka di kepala bagian belakang dengan 15 jahitan dan dirujuk ke RS Ketapang.
Ahmad Moat diduga mengalami patah pada kaki kiri dan juga dirujuk ke rumah sakit yang sama.

Salah satu warga, Antonius Badau, yang saat kejadian turut mengantar anaknya bermain, mengaku sempat khawatir melihat membludaknya pengunjung.

“Saya sempat tanya ke penjaga, apakah permainan ini kokoh dinaiki banyak orang. Penjaga bilang cukup kokoh dengan kapasitas lima anak bergantian. Tapi karena anak-anak berebut, tangga jadi penuh dan ambruk. Seharusnya penjaga tegas melarang anak naik melebihi kapasitas,” katanya.

Antonius berharap kejadian ini menjadi evaluasi serius terhadap penyelenggaraan hiburan rakyat, terutama yang melibatkan anak-anak.

“Kalau tanpa izin resmi, jelas berbahaya karena tidak ada pihak yang mengontrol kelayakan peralatan permainan,” tambahnya.

Pihak pengelola Rainbow Slide, Alex saat dikonfirmasi menyatakan bertanggung jawab atas korban yang mengalami luka-luka dan siap menanggung biaya perawatan medis.

“Untuk korban insiden tetap kami tanggung jawabi dan malam ini lansung dievakuasi ke Rumah sakit Agoesjam dan Rumah sakit Fatima Ketapang,” pungkasnya.

Jansen

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *